Orang Indonesia Pertama naik Haji
dzalikanews - detiknews - Jakarta - Ludovico di Barthema, penjelajah dari Roma pertama yang mengunjungi Makkah pada tahun 1503, melihat jamaah haji dari kepulauan Nusantara yang dia sebut "India Timur Kecil". Dari manakah asal mereka? Sumatera, Jawa atau wilayah lainnya?
Jamaah haji yang dijumpai Ludovico itu, menurut M. Shaleh Putuhena dalam Historiografi Haji Indonesia disebutkan sebagai orang-orang Nusantara yang pertama menunaikan ibadah haji. Namun Shaleh tak bisa merinci bukti lebih detail darimana asal orang Nusantara tersebut.
Makkah adalah sumbu bumi. Seluruh muslim dari segala penjuru dunia berkumpul di sana menghadap Tuhannya. Martin van Bruinessen dalam bukunya "Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci: Orang Nusantara Naik Haji," Ulumul Qur'an Volume II No 5, 1990, menyebut Makkah sebagai pusat kosmis titik temu antara dunia yang tidak kekal ini dan alam lain di luar dunia.
Di Jawa, tepatnya masa sebelum Islam datang, pusat-pusat kosmis memainkan peranan sentral. Saat itu mereka menganggap kuburan para leluhur, gunung, gua dan hutan tertentu, serta tempat "angker" lainnya untuk mencari sesuatu seperti ilmu atau kekuasaan.
"Setelah orang Jawa mulai masuk Islam, Makkahlah yang, tentu saja, dianggap sebagai pusat kosmis utama." sebut Martin van Bruinessen dalam bukunya. Namun sayangnya Ia pun tak dapat memastikan apakah orang pertama yang menginjakkan kakinya di Tanah Haram untuk berhaji adalah orang Jawa.
Baru pada tahun 1556 muncul titik terang terkait siapa orang Nusantara yang pertama kali berhaji. Ada catatan berbahasa Portugis yang menyebutkan telah ada lima kapal besar Aceh yang berlabuh di Jeddah.
Aceh melalui kerajaan Samudera Pasainya memang menjadi kota di Nusantara yang terkenal dengan ketaatan penduduknya dalam menjalankan syariat. Banyak ulama besar lahir di sana, mereka mengajarkan ilmu agama secara turun temurun.
Kembali mengacu buku Historiografi Haji Indonesia karya Shaleh Putuhena, Ia mengatakan rombongan ulama-ulama Aceh yang berkunjung ke Makkah awalnya bukan untuk berhaji. Niat awal mereka adalah untuk berdagang dan menimba ilmu agama dengan para syekh di Makkah.
"Tetapi, mereka bukan jemaah haji yang sengaja berangkat dari Nusantara untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka adalah pedagang, utusan sultan, dan pelayar yang berlabuh di Jeddah dan berkesempatan untuk berkunjung ke Makkah," tulis Shaleh.
Umat Islam Nusantara yang pertama datang ke Makkah itu bertujuan mencari legitimasi politik, berniaga, menimba ilmu. Namun mereka memanfaatkan keberadaannya di Makkah juga untuk menunaikan ibadah haji.
(ega/ega)
Jamaah haji yang dijumpai Ludovico itu, menurut M. Shaleh Putuhena dalam Historiografi Haji Indonesia disebutkan sebagai orang-orang Nusantara yang pertama menunaikan ibadah haji. Namun Shaleh tak bisa merinci bukti lebih detail darimana asal orang Nusantara tersebut.
Makkah adalah sumbu bumi. Seluruh muslim dari segala penjuru dunia berkumpul di sana menghadap Tuhannya. Martin van Bruinessen dalam bukunya "Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci: Orang Nusantara Naik Haji," Ulumul Qur'an Volume II No 5, 1990, menyebut Makkah sebagai pusat kosmis titik temu antara dunia yang tidak kekal ini dan alam lain di luar dunia.
Di Jawa, tepatnya masa sebelum Islam datang, pusat-pusat kosmis memainkan peranan sentral. Saat itu mereka menganggap kuburan para leluhur, gunung, gua dan hutan tertentu, serta tempat "angker" lainnya untuk mencari sesuatu seperti ilmu atau kekuasaan.
"Setelah orang Jawa mulai masuk Islam, Makkahlah yang, tentu saja, dianggap sebagai pusat kosmis utama." sebut Martin van Bruinessen dalam bukunya. Namun sayangnya Ia pun tak dapat memastikan apakah orang pertama yang menginjakkan kakinya di Tanah Haram untuk berhaji adalah orang Jawa.
Baru pada tahun 1556 muncul titik terang terkait siapa orang Nusantara yang pertama kali berhaji. Ada catatan berbahasa Portugis yang menyebutkan telah ada lima kapal besar Aceh yang berlabuh di Jeddah.
Aceh melalui kerajaan Samudera Pasainya memang menjadi kota di Nusantara yang terkenal dengan ketaatan penduduknya dalam menjalankan syariat. Banyak ulama besar lahir di sana, mereka mengajarkan ilmu agama secara turun temurun.
Kembali mengacu buku Historiografi Haji Indonesia karya Shaleh Putuhena, Ia mengatakan rombongan ulama-ulama Aceh yang berkunjung ke Makkah awalnya bukan untuk berhaji. Niat awal mereka adalah untuk berdagang dan menimba ilmu agama dengan para syekh di Makkah.
"Tetapi, mereka bukan jemaah haji yang sengaja berangkat dari Nusantara untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka adalah pedagang, utusan sultan, dan pelayar yang berlabuh di Jeddah dan berkesempatan untuk berkunjung ke Makkah," tulis Shaleh.
Umat Islam Nusantara yang pertama datang ke Makkah itu bertujuan mencari legitimasi politik, berniaga, menimba ilmu. Namun mereka memanfaatkan keberadaannya di Makkah juga untuk menunaikan ibadah haji.
(ega/ega)
0 Comments
Terimakasih anda telah mengunjungi blog saya, Semoga Anda mendapatkan manfaat dan mohon tunjuk ajarnya dengan sopan