Kehidupan Sederhana Gulen, Turki

By August 24, 2016 , ,

dzalikanew - detikcom Tokoh yang dituduh sebagai orang dibalik kudeta Turki, Fethullah Gulen dikabarkan sedang menderita penyakit komplikasi. Meski begitu, tokoh kharismatik Turki itu masih bersemangat terbukti dari pancaran matanya bersinar ketika menatap setiap orang di hadapannya.

Walaupun sudah kesusahan untuk berjalan, ulama kenamaan Turki tersebut masih bersedia menghampiri beberapa wartawan Indonesia yang bersilaturahim ke kamp Golden Generation, Worship and Retreat Centre (GGWRC) yang berada di kawasan pedesaan Saylorsburg, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Ketika wartawan Indonesia hadir di rumahnya untuk bersilaturahim, Gulen menyambutnya dengan salam bersuara lirih namun jelas disertai senyuman keikhlasan.


“Assalamualaikum….,” sambut Gulen kepada wartawan yang datang seraya meletakkan telapak tangan di dadanya dalam ruangan tempat mengajarnya di Pennsylvania, Minggu (21/8/2016), dikutip dari antaranews.com.

Gulen lantas mempersilahkan wartawan yang datang untuk duduk, sedangkan ulama kelahiran Erzurum, Turki bagian timur pada 1941 itu memulai kuliah dengan 20 orang murid yang tak hanya berasal dari Turki saja, ada juga dari negara lain seperti Iraq dan Pakistan.

Rutinitas mengajarnya ini sudah dimulai sejak dirinya dinyatakan lulus dari salah satu sekolah swasta di Erzurum dan memperoleh izin untuk berkhotbah.


Di tempat mengajar yang sederhana itu, Gulen menyalurkan ilmunya perihal pentingnya pemahaman dan toleransi. Upaya reformasi sosialnya menjadikan Gulen sebagai salah satu tokoh masyarakat Turki uang paling terkenal dan dihormati di tahun 1960-an.

Dalam kesempatan itu, para wartawan juga mengikuti kegiatan mengajar Gulen seraya menyantap suguhan berupa gula-gula khas Turki di ruangan yang juga digunakan untuk salat berjamaah.

Ulama yang sudah sekitar 17 tahun tinggal di Amerika Serikat tersebut saat ini telah memiliki jutaan pengikut.


Juru bicara Gulen, Alp Aslandogan ketika ditemui oleh awak media mengatakan tidak ada yang dapat memastikan jumlah pengikut Gulen sebenarnya karena pengikutnya tidak memiliki organisasi tertentu, sehingga sulit untuk mengetahui jumlah pastinya.

“Selama ini kami tidak tahu berapa jumlah pengikut Gulen, karena kami tidak pernah mengisi formulir,” kata Aslandogan.

“Yang jelas, ada jutaan warga Turki yang menjadi pengikut Gulen yang tinggal tidak hanya di Turki, tapi juga menyebar ke 170 negara. Ada gerakan bersama yang dilakukan para pengikut Gulen, yaitu Hezmat. Ini merupakan gerakan pelayanan yang fokus utamanya pada pendidikan dan kesehatan,” lanjutnya.

Sedangkan untuk gerakan Hezmat sendiri, Osman, pengurus Yayasan Golden Genration menjelaskan dilakukan oleh relawan pengikut Gulen.

“Gulen sama sekali tidak mendapatkan bayaran dari banyaknya sekolah maupun RS yang dibangun para pengikut Gulen,” kata Osman, dikutip dari detik.com.

Sehingga, informasi tentang kepemilikan Gulen atas sekolah, Rumah Sakit, maupun perusahaan adalah tidak benar. Pasalnya, dalam sekolah maupun Rumah Sakit yang dimiliki para pengikut Gulen, tidak terdapat nama Gulen dalam struktur kepengurusannya.

“Sampai sekarang Pak Gulen tidak memiliki jabatan apa pun,” ungkap Osman.

Penghasilan utama Gulen selama hidupnya adalah royalti dari buku yang telah ia tulis. Namun, semenjak penerbit buku karya Gulen ditutup oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, royalti itu tidak diterima oleh Gulen lagi.

Ketika Gulen menerima royalti, pendapatannya tersebut ia gunakan untuk membayar ruangan seluas 15 meter persegi yang ia tinggali saat ini. Apabila tersisa, uang tersebut disumbangkan untuk kegiatan di Kamp GGWRC.

Selain royalti buku, Gulen sebelumnya juga memiliki penghasilan dari pensiunan PNS Turki. Namun, saat ini pemerintah Turki telah menghentikan uang pensiunannya tersebut. Saat ini, Gulen tidak ingin menimbun harta mengingat dirinya tidak memiliki istri maupun anak.

Dalam kehidupan sehari-hari, ulama kharismatis tersebut jauh dari kemegahan dunia. Tempat tinggalnya berada di ruangan 45 meter persegi di lantai 2 sebuah gedung berdinding kayu, tanpa ada asisten khusus. Terdapat tiga bagian dalam ruangan yang ia pakai. Bagian terbesar adalah ruang ta’lim, kemudian ruang kerja, dan ruang tidur.

Wartawan yang bersilaturahim ke kediaman Gulen waktu itu berkesempatan untuk menyaksikan langsung ruangan gulen ini. Ruangan yang ditemui pertama adalah ruangan ta’lim. Dalam ruangan itu, terdapat banyak kitab dan buku di bagian dinding serta beralas karpet khas Turki.

Ada juga kursi di tengah ruangan yang digunakan Gulen ketika mengajar. Kursi sofa tersedia mengelilingi ruangan sebagai ciri khas desain Turki. Tulisan kaligrafi juga memperindah pemandangan dinding ruangan itu.

Pintu masuk ruang kerja dan ruang tidur berada di bagian pojok kiri. Di dalam ruang kerja juga dipenuhi oleh buku maupun kitab. Meja dan kursi untuk Gulen menulis terpajang indah di dalamnya. Untuk bagian kamar tidur, Gulen tidak memiliki ruangan yang besar. Hanya ada Kasur berukuran sedang, sebuah meja kecil dan lemari kecil untuk menyimpan pakaian. Selain itu, Gulen juga memiliki monitor kecil cctv untuk memantau tamu yang akan datang dan melihat suasana di ruangan ta’lim.

Kehidupan Gulen tampak sederhana. Namun, banyak media menuliskan Gulen memiliki kekayaan luar biasa yang diperoleh dari sekolah-sekolah dan RS-RS Gulen.


Gulen dipindahkan ke ruangan yang lebih gampang dijangkau di gedung utama yang baru dibangun yayasan sejak beberapa bulan lalu. Dipindahnya Gulen ke gedung yang dibangun tiga bulan yang lalu ini karena faktor keamanan dan kenyamanan. Sebelum dipindahkan, untuk sampai ke tempat tinggalnya, Gulen harus naik tangga ke lantai dua. Sehingga sangat menyusahkan ulama berusia 75 tahun itu.

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih anda telah mengunjungi blog saya, Semoga Anda mendapatkan manfaat dan mohon tunjuk ajarnya dengan sopan