Salah satu ketidakdisiplinan merugikan Negara

By August 24, 2016

Blogdetik -Sore kemarin (23 Agustus 2016), setelah melakukan pertemuan dengan Klien di daerah sekitar Tanah Abang, saya segera pergi ke Stasiun Gambir untuk segera membeli tiket pulang ke Bandung. Saya tiba di Gambir pukul 17.20, dan melihat kalau jadwal tercepat saat itu adalah pukul 18.15.

Kondisi Gambir saat itu luar biasa padat. Antrian orang membeli tiket cukup panjang dan rada membingungkan karena pembatas antrian tidak ada. Dari sekian banyak loket, hanya 4 yang dibuka. Masalahnya : 4 loket itu dibuka untuk melayani semua rute dan waktu keberangkatan.

Karena antrian yang panjang, saya pun mengantri di mesin e-ticket PT KAI untuk membeli tiket. Ternyata mesinnya bermasalah, sehingga - meski antriannya tidak panjang - satu orang menghabiskan waktu lebih dari 5 menit untuk mendapatkan tiket. Hal ini diperparah dengan tidak adanya Petugas yang berdiri dekat mesin dan membantu.

Nah, saat tiba giliran saya untuk membeli tiket, saya pun mengalami kesulitan. Setelah celingak-celinguk cukup lama, seorang petugas melewati mesin itu. Saya memanggil dia dan meminta panduan. Dengan santainya dia berkata, “Wa… Bapak kalau mau beli tiket e-tiket untuk kereta Bandung jam 18.15 ga bisa, Pak. Karena pembelian tiket di mesin ini hanya bisa dilakukan 1 jam sebelum keberangkatan. Jadi Bapak harus membeli tiket di antrian.”

Waktu itu sudah pukul 17.50. Saya mencoba meminta bantuan solusi dengannya, “Pak, apa masih mungkin saya masih tetap bisa beli tiket untuk perjalanan kereta jam 18.15? Antriannya panjang sekali. Apa tidak ada antrian khusus untuk konsumen yang membutuhkan tiket kereta ke Bandung jam 18.15?”

Dan solusi yang diberikan Petugas itu adalah, “Ya antri saja, Pak. Kalau mau dapat tiket jam 18.15, harusnya datang lebih awal atau pesan tiketnya lebih awal.”

Saya sempat melihat status tempat duduk di mesin e-tiket, dan menemukan masih banyak kursi yang kosong (sekitar 125 atau 130-an kursi lagi).

Dan menuruti “saran” Petugas PT KAI, saya pun mengantri. Saya akhirnya dilayani oleh petugas tiket tepat pukul 18.15. Karena sudah tidak bisa membeli tiket pukul 18.15, maka saya pun memesan tiket ke Bandung pukul 20.00. Sambil menunggu petugas itu menyiapkan tiket, saya iseng mengajaknya ngobrol. Dan inilah percakapan “tidak penting” kami.

Saya : Pak, kok loketnya ga dibagi berdasarkan rute dan waktu keberangkatan, Pak? Soalnya saya lihat kursi untuk perjalanan ke Bandung jam 18.15 masih banyak sekali yang kosong. Sayang banget, Pak. PT KAI menjual tiket jadi tidak maksimal. Kalau saja dipisah berdasarkan rute dan waktu keberangkatan, pasti bisa dapat lebih optimal dan Konsumen pun bisa berangkat sesuai waktu yang mereka inginkan.

Petugas KAI : Ini sudah aturan kami di sini, Pak. Kalau Bapak pengen dapat tiket yang jam 18.15 harusnya datang lebih awal, Pak. Kalau sudah mepet gini, kami ga bisa bantu.

Saya : Bukan, Pak. Saya ga masalah kalau ketinggalan kereta yang jam 18.15. Cuma maksud saya, apa PT KAI ga kepikir untuk menerapkan sistem kerja yang lebih efisien dan profitable lagi. Kalau saja sistem penjualan tiket di loket dibuat berdasarkan prioritas waktu keberangkatan, tentu penjualan tiketnya lebih optimal. Cara ini bisa menguntungkan dua belah pihak : PT KAI bisa menjual kursinya lebih optimal, Customer pun bisa membeli tiket sesuai kebutuhan mereka. Mungkin usulan saya ini bisa disampaikan ke Atasan Bapak.

Petugas KAI : Maaf, Pak. Aturan kami sudah seperti ini. Kalau tidak mau ketinggalan kereta, datanglah lebih awal, atau pesanlah tiket beberapa hari sebelumnya.

Dan percakapan ga penting ini harus saya akhiri, karena kasihan penumpang lain yang mengantri tiket mungkin juga buru-buru dan butuh tiket untuk perjalanan pukul 18.30.

MORAL DARI CERITA INI : Peningkatan kualitas kerja sebuah perusahaan, jika tidak disesuaikan dengan kebutuhan Customer dan orientasi akhirnya tidak untuk kepuasan Pelanggan, sama seperti seorang tukang botol yang membuat maha karya produk botol anti pecah dengan lubang di dasar

by. mulyady1688

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih anda telah mengunjungi blog saya, Semoga Anda mendapatkan manfaat dan mohon tunjuk ajarnya dengan sopan