Berbuat Baik ada Manfaatnya untuk Kesehatan
Berbuat baik kepada sesama merupakan salah satu kebiasaan dan kepribadian seseorang yang mencerminkan kebaikan dan keberhasilan jika dilakukan secara ikhlas. Berbuat baik untuk orang lain merupakan kebajikan yang sebaiknya dilakukan sejak dini, agar semua hal dapat berjalan dengan baik ketika sudah menginjak remaja dan dewasa.
Berbuat baik tidak bisa diremehkan. Selain akan berujung pada kepuasan batin atau terbantunya orang lain, berbuat baik juga mempengaruhi kesehatan pelakunya. Beberapa studi telah menunjukkan hal tersebut. Berbagai jenis perbuatan baik turut membawa kebaikan kepada siapa pun.
Memiliki angka harapan hidup lebih tinggi. Sebuah review yang dilakukan tahun 2013 dari 40 studi internasional menemukan, bahwa berbuat baik menurunkan kematian sampai 22 persen. Studi lain menemukan, manula yang memberikan 100 jam untuk membantu sesama lebih rendah mengalami kematian dengan sebab apapun. Penulis studi, Elizabeth Lightfoot, PhD, mengatakan yang jadi patokan bukan jamnya namun kemauan untuk melakukan kebaikan secara teratur.
Memiliki suasana hati yang lebih baik. Sebuah studi menemukan bahwa orang yang telah menyelesaikan lima kebaikan dalam satu hari selama seminggu, lebih mungkin untuk mendapatkan mood yang paling baik. Ini terjadi karena tubuh merangsang produksi hormon dopamin yang mempengaruhi suasana hati. Contoh berbuat baik dalam hal ini adalah membantu teman, mengunjungi kerabat, atau mengucapkan terima kasih. Orang lebih banyak memberikan respons positif dari sikap baik dan itu berpengaruh pada mood.
Mengurangi rasa sakit. Pada studi Pain Management Nursing ditemukan bahwa orang yang menderita penyakit kronis dan saling memberikan dukungan satu sama lain, mengalami penurunan rasa nyeri. Dalam skala 0 sampai 10, rasa nyeri yang awalnya berada di level hampir 6 dapat turun hingga di bawah 4 setelah mereka saling berdiskusi dalam sebuah kelompok kecil. Kemauan untuk saling mendukung ini memberikan kepercayaan diri pada setiap pasien dan berujung pada naiknya semangat untuk bertahan. Salah satu efeknya rasa sakit yang dirasakan akan berkurang.
Menurunkan tekanan darah. Studi yang dipublikasikan jurnal Psychology and Aging pada tahun 2013 menemukan, orang dewasa di atas usia 50 tahun yang secara sukarela memberikan waktunya hingga 200 jam berbuat baik lebih mungkin memiliki 40 persen tekanan darah lebih rendah. Rodlescia Sneed, penulis studi, mengatakan bahwa peneliti belum sepenuhnya paham mengapa menolong orang berpengaruh terhadap tekanan darah. Namun diperkirakan ini berhubungan dengan rendahnya tingkat stres yang dialami oleh para sukarelawan.
Memberikan rasa nyaman. Melakukan kebaikan secara ikhlas, bahkan untuk hal kecil kepada orang lain, seperti tersenyum, memberikan jalan pada penyebrang saat berkendara, atau memberikan uang receh kepada pengemis akan memberikan sebuah perasaan tertentu yang membuat diri Anda akan terasa lebih baik serta lebih nyaman. Pada studi psikologi tentang berbuat kebaikan dengan menolong orang lain secara ikhlas, disebutkan bahwa pada bagian otak tertentu terdapat sebuah system mesombolic yang dapat memicu rasa penghargaan terhadap diri.
Bertambahnya rasa menghargai diri. Mungkin Anda akan bertanya-tanya apa hubungan melakukan kebaikan dengan harga diri seseorang? Dijelaskan oleh para ahli bahwa semakin tinggi perasaan keterhubungan sosial, dalam hal ini melalui cara membantu seseorang, maka akan semakin bertambah pula perasaan lebih menghargai diri, dan akan memberikan manfaat atau efek bersamaan dengan meningkatnya rasa percaya diri.
Mempererat persahabatan. Berbanding lurus dengan kebaikan yang telah Anda lakukan, maka rasa persahabatan akan terjalin semakin erat antara Anda dengan seseorang yang merasakan kebaikan dari diri Anda. Menurut sebuah studi oleh National Institutes of Health kedua belah pihak (si pemberi kebaikan serta penerimanya) akan memberikan kontribusi untuk menjaga hubungan yang saling menguntungkan.
Memberikan ketentraman pada batin. Dalam sebuah studi oleh United Group Health, 78% orang yang secara sukarela menjadi relawan selama 12 bulan, mengungkapkan bahwa kegiatan amal yang mereka lakukan dapat menurunkan stres mereka, juga memberikan perasaan lebih tenang dan damai. Hal ini membuktikan dengan melakukan kebaikan, maka manfaat yang akan didapatkan adalah pengaruh positif pada ketrentraman batin seseorang.
Kebaikan akan selalu menularkan kebaikan. Dijelaskan oleh para peneliti di University of California (Amerika), University of Cambridge (Inggris) serta University of Plymouth (Inggris), bahwa setiap seseorang melihat orang lain berbuat kebaikan, maka akan memberikan perasaan yang positif (baik) baginya, selain itu akan juga “menularkan” keinginan untuk melakukan kebaikan mencontoh pada kebaikan yang dilihatnya. Dengan demikian, jika seseorang semakin sering berbuat baik, maka ia akan semakin sehat, secara tidak langsung maka kebaikan dan kesehatannya akan ditiru dan menular pada orang lain.
(Dari berbagai sumber)
Berbuat baik tidak bisa diremehkan. Selain akan berujung pada kepuasan batin atau terbantunya orang lain, berbuat baik juga mempengaruhi kesehatan pelakunya. Beberapa studi telah menunjukkan hal tersebut. Berbagai jenis perbuatan baik turut membawa kebaikan kepada siapa pun.
Memiliki angka harapan hidup lebih tinggi. Sebuah review yang dilakukan tahun 2013 dari 40 studi internasional menemukan, bahwa berbuat baik menurunkan kematian sampai 22 persen. Studi lain menemukan, manula yang memberikan 100 jam untuk membantu sesama lebih rendah mengalami kematian dengan sebab apapun. Penulis studi, Elizabeth Lightfoot, PhD, mengatakan yang jadi patokan bukan jamnya namun kemauan untuk melakukan kebaikan secara teratur.
Memiliki suasana hati yang lebih baik. Sebuah studi menemukan bahwa orang yang telah menyelesaikan lima kebaikan dalam satu hari selama seminggu, lebih mungkin untuk mendapatkan mood yang paling baik. Ini terjadi karena tubuh merangsang produksi hormon dopamin yang mempengaruhi suasana hati. Contoh berbuat baik dalam hal ini adalah membantu teman, mengunjungi kerabat, atau mengucapkan terima kasih. Orang lebih banyak memberikan respons positif dari sikap baik dan itu berpengaruh pada mood.
Mengurangi rasa sakit. Pada studi Pain Management Nursing ditemukan bahwa orang yang menderita penyakit kronis dan saling memberikan dukungan satu sama lain, mengalami penurunan rasa nyeri. Dalam skala 0 sampai 10, rasa nyeri yang awalnya berada di level hampir 6 dapat turun hingga di bawah 4 setelah mereka saling berdiskusi dalam sebuah kelompok kecil. Kemauan untuk saling mendukung ini memberikan kepercayaan diri pada setiap pasien dan berujung pada naiknya semangat untuk bertahan. Salah satu efeknya rasa sakit yang dirasakan akan berkurang.
Menurunkan tekanan darah. Studi yang dipublikasikan jurnal Psychology and Aging pada tahun 2013 menemukan, orang dewasa di atas usia 50 tahun yang secara sukarela memberikan waktunya hingga 200 jam berbuat baik lebih mungkin memiliki 40 persen tekanan darah lebih rendah. Rodlescia Sneed, penulis studi, mengatakan bahwa peneliti belum sepenuhnya paham mengapa menolong orang berpengaruh terhadap tekanan darah. Namun diperkirakan ini berhubungan dengan rendahnya tingkat stres yang dialami oleh para sukarelawan.
Memberikan rasa nyaman. Melakukan kebaikan secara ikhlas, bahkan untuk hal kecil kepada orang lain, seperti tersenyum, memberikan jalan pada penyebrang saat berkendara, atau memberikan uang receh kepada pengemis akan memberikan sebuah perasaan tertentu yang membuat diri Anda akan terasa lebih baik serta lebih nyaman. Pada studi psikologi tentang berbuat kebaikan dengan menolong orang lain secara ikhlas, disebutkan bahwa pada bagian otak tertentu terdapat sebuah system mesombolic yang dapat memicu rasa penghargaan terhadap diri.
Bertambahnya rasa menghargai diri. Mungkin Anda akan bertanya-tanya apa hubungan melakukan kebaikan dengan harga diri seseorang? Dijelaskan oleh para ahli bahwa semakin tinggi perasaan keterhubungan sosial, dalam hal ini melalui cara membantu seseorang, maka akan semakin bertambah pula perasaan lebih menghargai diri, dan akan memberikan manfaat atau efek bersamaan dengan meningkatnya rasa percaya diri.
Mempererat persahabatan. Berbanding lurus dengan kebaikan yang telah Anda lakukan, maka rasa persahabatan akan terjalin semakin erat antara Anda dengan seseorang yang merasakan kebaikan dari diri Anda. Menurut sebuah studi oleh National Institutes of Health kedua belah pihak (si pemberi kebaikan serta penerimanya) akan memberikan kontribusi untuk menjaga hubungan yang saling menguntungkan.
Memberikan ketentraman pada batin. Dalam sebuah studi oleh United Group Health, 78% orang yang secara sukarela menjadi relawan selama 12 bulan, mengungkapkan bahwa kegiatan amal yang mereka lakukan dapat menurunkan stres mereka, juga memberikan perasaan lebih tenang dan damai. Hal ini membuktikan dengan melakukan kebaikan, maka manfaat yang akan didapatkan adalah pengaruh positif pada ketrentraman batin seseorang.
Kebaikan akan selalu menularkan kebaikan. Dijelaskan oleh para peneliti di University of California (Amerika), University of Cambridge (Inggris) serta University of Plymouth (Inggris), bahwa setiap seseorang melihat orang lain berbuat kebaikan, maka akan memberikan perasaan yang positif (baik) baginya, selain itu akan juga “menularkan” keinginan untuk melakukan kebaikan mencontoh pada kebaikan yang dilihatnya. Dengan demikian, jika seseorang semakin sering berbuat baik, maka ia akan semakin sehat, secara tidak langsung maka kebaikan dan kesehatannya akan ditiru dan menular pada orang lain.
(Dari berbagai sumber)
0 Comments
Terimakasih anda telah mengunjungi blog saya, Semoga Anda mendapatkan manfaat dan mohon tunjuk ajarnya dengan sopan