"Menuju Konsep Swastanisasi Sampah"
Pekanbaru, 13/6 (Antara) - Pemerintah Kota Pekanbaru, akan menyerahkan pengelolaan sampah ke swasta karena sampah terus menumpuk hingga dua malam dan pemandangan ini akan merusak citra kota yang baru saja menerima piala Adipura itu kategori Kota Besar Terbersih se-Indonesia ke delapan tahun 2013.
"Pekanbaru kesulitan dalam mengangkut sampah tiap hari ke tempat penampungan sampah hingga menumpuk selama dua hari pada tiap lokasi penampungan sampah pada rumah-rumah masyarakat, sehingga pengelolaan sampah perlu diswastanisasikan," kata Wali Kota Pekanbaru, Firdaus,MT di Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, kebijakan menswastanisasikan pengelolaan sampah tersebut akan diprogramkan pada 2014. Kebijakan ini, katanya lagi nantinya swasta akan berinduk semang ke Pemkot Pekanbaru sedangkan sistem pengelolaannya disebut sebagai bank central sampah Pemkot Pekanbaru.
"Sesuai rencana bank central sampah itu akan dibangun pada lahan di belakang kawasan purna MTQ," katanya. Sementara itu, katanya lagi, sebanyak 49 unit armada kini terus diintensifkan mengangkut sampah di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, namun sampah masih tetap menjadi masalah utama di daerah itu.
"Sampah masih menjadi masalah utama apalagi produksi sampah di Kota Pekanbaru, kini mencapai 350 ton per hari sehingga pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu," kata Firdaus MT. Ia menyebutkan itu terkait juga pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat di Kota Pekanbaru, Riau, telah mengakibatkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah. Menurut dia, dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa itu, pengelolaan sampah belum maksimal kendati hanya didukung tiga TPS permanen dan satu unit TPA, dan sejumlah alat berat. "Karena itu, untuk sementara salah satu penanganan yang efektif dan dapat dilakukan warga adalah dengan sistim pengelolaan sampah dengan tabungan sampah di bank sampah," katanya. Pengelolaan sampah pada bank sampah merupakan upaya untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya mulai dari jenis kertas, plastik, botol minuman, besi, dan sampah basah (organik). Sampah plastik, botol, kertas dan kaleng minuman ringan, yang mempunyai nilai ekonomis bisa dikumpulkan untuk dijual ke pihak industri.
"Saatnya kini masyarakat daerah ini untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah selama ini yakni dikumpulkan diangkut, dibuang dan dibakar diganti dengan pendekatan lima R," katanya.
Pola lima R itu yakni re-think (memikirkan), re-duce yakni membatasi mengurangi, re- use (memakai ulang) dan recovery (memperbaiki ) serta recycling atau daur ulang. Melalui daur ulang saja misalnya, katanya, sampah bisa menjadi lahan emas yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup seperti membuat tempat tissu menggunakan bahan bekas bisa dijual.
"Namun demikian, yang paling penting adalah merubah pola pikir masyarakat jangan lagi menganggap sampah adalah barang kotor dan menjadi urusan pemerintah setelah dibuang," katanya dan menambahkan bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama karena menyangkut kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan.
0 Comments
Terimakasih anda telah mengunjungi blog saya, Semoga Anda mendapatkan manfaat dan mohon tunjuk ajarnya dengan sopan