Biografi Wakil Presiden Indonesia

By May 29, 2016

1. Dr. Muhamad Hatta

Muh. HattaBeliau lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tangal 12 Agustus 1902. Semasa kecilnya, Mohammad Hatta sering dipanggil Mohammad Athar, dan ketika memasuki masa perjuangan kemerdekaan, beliau lebih populer dan lebih terasa akrab dengan nama Bung Hatta, yang pada saat itu lebih bermakna “saudara seperjuangan”. Bung Hatta memperoleh pendidikan dasar (SR) dan sekolah menengah (MULO) di Padang, dan kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School dan tamat tahun 1921. Walaupun beliau ditawari pekerjaan dengan gaji yang cukup tinggi, namun ditolaknya karena beliau ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke negeri Belanda di Rotterdamse Handelschogenschool. Disinilah Bung Hatta mulai berkecimpung dalam organisasi pemuda yang saat itu diketuai oleh Dr.Soetomo (Bung Tomo).
Ketika kembali ke Indonesia, beliau aktif pula dalam dunia pers anggota Dewan Redaksi “Hindia Poetra” dan majalah Daulat Rakyat. Dimasa-masa inilah Bung Hatta berkenalan dengan Bung Karno (Ir. Soekarno). Bung Hatta, bukan saja seorang proklamator di samping Bung Karno, beliau adalah juga seorang arsitek negara. Beliau adalah figur yang sedikit bicara tetapi lebih banyak berbuat. Oleh karena itu, Bung Hatta tidak hanya disegani oleh rakyat Indonesia, tetapi juga oleh bangsa lain, terutama dalam era perjuangan kemerdekaan.
Beliau lebih disegani dan dikagumi karena kemampuannya menggalang masyakat internasional dengan menguasai bahasa asing, seperti bahasa Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman. Bung Hatta selain Wakil Presiden RI pertama, beliau pernah menyamar sebagai co-pilot ke India untuk bertemu dengan Gandhi dan Jawaharlal Nehru. Sebagai seorang pejuang kemerdekaan, Bung Hatta mengalami penangkapan dan pembuangan oleh pemerintah Belanda, sebelum Belanda menyerah kepada Jepang tahun 1942. Pada dasarnya, penangkapan dan pembuangan Bung Hatta disebabkan oleh penolakannya atas bujukan Belanda untuk bekerja sama.
Beliau menikah pada umur 42 tahun dengan Rahmi, setelah Indonesia merdeka, yang kemudian mereka dianugerahi tiga orang puteri; Meutia, Gemala, dan Halida. Bung Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di tengah-tengah rakyat, di Pemakaman Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Nama besar Bung Hatta dengan segala sikap, kepribadian yang melekat pada dirinya dijadikan sebagai landasan perjuangan bagi YAYASAN PENDIDIKAN BUNG HATTA melalui penyelenggaraan Universitas Bung Hatta Padang yang didirikan pada tahun 1981 dan Program Beasiswa Bung Hatta yang dimulai pada tahun ajaran 1997/1998.

Pendidikan:
Europese Largere School (ELS) di Bukittinggi, 1916
Meer Uirgebreid Lagere School (MULO) di Padang, 1919
Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang) di Jakarta, 1921
Nederland Handelshogeschool di Rotterdam, Belanda (dengan gelar Drs), 1932

Kegiatan:

Bendahara Jong Sumatranen Bond, di Padang, 1916-1919
Bendahara Jong Sumatranen Bond, di Jakarta, 1920-1921
Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda, 1925-1930
Wakil delegasi Indonesia dalam gerakan Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, di Berlin, 1927-1931
Ketua Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), 1934-1935
Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Jepang, April 1942
Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan, Mei 1945
Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 7 Agustus 1945
Proklamator Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945
Wakil Presiden RI pertama, 18 Agustus 1945
Wapres merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan, Januari 1948-Desember 1949
Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan menerima penyerahan kedaulatan dari ratu Juliana, 1949
Wapres merangkap Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kabinet RIS, Desember 1949-Agustus 1950
Mengundurkan diri dari jabatan Wapres, 1 Desember 1956
Dosen di Sesko AD, Bandung, 1951-1961
Dosen di UGM, Yogyakarta, 1954-1959
Penasihat Presiden dan Penasihat Komisi IV tentang masalah korupsi, 1969
Ketua Panitia Lima yang bertugas memberikan perumusan penafsiran mengenai Pancasila, 1975


2. Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IXLahir di nDalem Pakuningratan kampung Sompilan Ngasem, 12 April 1912 dengan nama kecil Dorodjatun. Ketika Dorodjatun berusia 3 tahun Beliau diangkat menjadi putera mahkota(calon raja) dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putera Narendra ing Mataram.

Sejak usia 4 tahun Dorodjatun sudah hidup terpisah dari keluarganya, dititipkan pada keluarga Mulder seorang Belanda yang tinggal di Gondokusuman untuk mendapat pendidikan yang penuh disiplin dan gaya hidup yang sederhana sekalipun ia putra seorang raja. Dalam keluarga Mulder itu Dorodjatun diberi nama panggilan Henkie yang diambil dari nama Pangeran Hendrik, suami Ratu Wilhelmina dari Negeri Belanda. Pada usia 6 tahun Dorodjatun masuk sekolah dasar Eerste Europese Lagere School dan tamat pada tahun 1925.

Pendidikan:

Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
Eerste Europese Lagere School (1925)
Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi

Pada tahun 1931 ia pergi ke Belanda untuk kuliah di Rijkuniversiteit Leiden, mengambil jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi. Beliau kembali ke Indonesia tahun 1939. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 18 Maret 1940, Dorodjatun dinobatkan sebagai raja Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono.

Sebagian jabatan yang pernah diemban oleh HB IX :
21 Februari 1966 Menteri Koordinator Pembangunan
11 Maret 1966 Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi (Ekubang)
Tahun 1968 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Tahun 1968 Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
Tahun 1968 Ketua Delegasi Indonesia ke Konferensi PATA (PAsific Area Travel Association) di California, Amerika Serikat
25 Maret 1973 Wakil Presiden RI
23 Maret 1978 Mengundurkan diri sebagai Wapres RI dengan alasan kesehatan
1 Oktober 1988 Kembali ke Rahmatullah di RS George Washington University Amerika Serikat pukul 04.30 waktu setempat
8 Oktober 1988 Jenasah Sri Sultan Hamengku Buwono IX dimakamkan di Astana Saptarengga, Komplek Pemakaman Raja Mataram di Imogiri, 17 km Selatan Kota Yogyakarta


3. Adam Malik

Adam MalikAdam Malik lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara, 22 Juli 1917. Beliau hanya menempuh pendidikan SD, selanjutnya ia belajar otodidak (belajar sendiri) Adam Malik yang menggantikan Sri Sultan adalah politikus sangat terkenal dengan idiom politiknya yang khas, “bisa diatur.” Adam Malik bukan cuma politikus ulung, tapi juga diplomat dan wartawan. Beliau merupakan salah seorang penandatangan deklarasi berdirinya ASEAN tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Thailand). Ketika menjadi Ketua MPR/DPR walaupun hanya enam bulan (Oktober1977-Maret 1978), ia telah mengubah citra DPR sehingga rakyat mau mengadu ke DPR.
Beliau mendapat penghargaan karena jasa-jasanya yang luar biasa dan tindak kepahlawanannya dalam perjuangan melawan penjajah dan mempertahankan prinsip kemerdekaan serta membangun negara dan bangsa Indonesia pada umumnya, khususnya dalam membawakan politik luar negeri bebas aktif serta memperjuangkan integrasi Timor Timur, pembebasan Irian Barat dan merumuskan ASEAN.
Sebagian jabatan dan kegiatan yang pernah diembannya adalah :

Ketua III KNIP (1945-1947)
Mendirikan Partai Rakyat (1946)
Aktif dalam Partai Murba (1946-1948)
Anggota Parlemen (1956)
Anggota DPA (1959)
Duta besar di Unisovyet dan Polandia (1959)
Wakil Perdana Menteri II/Menlu ad interim dan Menlu RI (1966-1977)
Wakil Presiden RI (1973-1978)
Beliau meninggal dunia di Bandung pada 5 September 1984.


4. Umar Wirahadikusuma

Umar WirahadikusumaUmar Wirahadikusuma lahir pada tanggal 10 Oktober 1924 di Sumedang, Jawa Barat. Istri beliau bernama Ny Karlinah Djaja Atmadja. Beliau memulai pendidikan ketentaraan pada zaman Jepang di daerah Tangerang, kemudian bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air). Beliau membentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di Cicalengka pada tanggal 1 September 1945.

Pendidikan Umum:

· Eropesche Lagere School (1935-1942)
· MULO (1942-1945)
· SMA (1955-1957)
· Universitas Padjadjaran (1957)


Pendidikan Militer:

· Sunen Dancho (1943)
· PETA (1944)
· Chandra Muka (1951)
· SSK AD (1955)
· Sus Jenderal (1966)

Sebagian Jabatan yang pernah diembannya adalah :

Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Cicalengka (1945)
Wakas Res. X Tasik (1946)
Ajudan Panglima Kodam (Pangdam) VI
Dirlat di Garut (1947)
Komandan Batalyon (Danyon) 1-U/III Cirebon (1947),
Danyon IV/Be XIII Solo (1949),
Komandan Komando Militer Kota (Dan KMK) Cirebon
Kas Ur Ex Knil Div Siliwangi (1950),
Ka Su-II Div. Siliwangi (1951),
Kas Brigif-L Cirebon (1952),
Dan Res XI/Cop Sektor A-1 (1952-l953)
lnspektur Jenderal (Irjen) T & TIll (1953-1954)
Pengganti Sementara (Pgs) Su.2 TT III (1954-1957)
Dan Men 10-Dan RTP Sibolga (1957)
Komandan Komando Militer Kota Besar (Dan KMKB) Jakarta Raya (1959).
Pejabat (Ps) Pangdam V/Jaya-I (1960)
Pangdam V/Jaya-1 (1961-l965)
Panglima Komando Strategi Tjadangan Angkatan Darat (Pangkostrad) (1965-l967)
Pangkolaga (1966)
Wakil Panglima Angkatan Darat (Wapangad) (1967.1969)
Kepala Staf AD -(Desember 1969-AprII1973)
Ketua Badan Pengawas Keuangan (BPK) (1973-l9B3)
Wakil Presiden RI (1983.1988)
Beliau wafat di Jakarta, tanggal 21 Maret 2003.


5. Sudharmono (1988-1993)

SudharmonoWakil Presiden ke-5 ini lahir di Gresik, Jawa Timur pada tanggal 12 Maret 1927. Beliau adalah seorang anak yatim piatu. Ibunya meninggal dunia ketika ia berumur 3 tahun. 6 bulan kemudian ayahnyapun meninggal dunia. Beliau adalah seorang yang berhasil karena kerja keras dan ketekunannya serta tidak suka menonjolkan dirinya.

Sebagian jabatan dan tugas yang pernah diembannya adalah :

Jaksa tentara di Medan (tahun 1957-1961)
Sekretaris Kabinet merangkap Sekretaris Dewan Stabilitas Ekonomi (1966-172)
Menteri Sekretaris Negara (1973-1988)
Ketua Umum GOLKAR (tahun 1983-1988)
Wakil Presiden (1988-1993)


Ketika masih bertugas beliau menjalankan fungsi pengawasan, dengan membuat Tromol Pos 5000 yang memberikan kesempatan bagi masyarakat melakukan kontrol sosial dan mendorong fungsi waskat (pengawasan melekat) kepada Pemerintah dan Instansi (lembaga) lainnya.


6. Try Sutrisno

Try SutrisnoBeliau lahir di Surabaya, 15 November 1935.

Pendidikan :

Menamatkan pendidikan dari sekolah dasar sampai dengan sekolah tingkat menengah atas
Tahun 1955 masuk pendidikan Akademi Tehnik Militer Angkatan Darat (ATEKAD) di bandung. Selesai tahun 1959
Jabatan dan tugas yang pernah diemban sebelum menjadi Wakil Presiden :
Mengikuti operasi pemberantasan gerakan DI/TII di Aceh tahun 1957
Komandan Pleton Zeni tempur di Palembang, 1960-1962 ikut serta dalam pembebasan Irian Barat
Tahun 1970-1972, Komandan Batalyon Tempur X Amphibi di Surabaya

Kepala Biro Staf Umum Angkatan Darat dari tahun 1972-1974
Ajudan Presiden RI (1974-1978)
Kepala Staf Kodam XVI Udayana (1978-1979)
Panglima Kodam IV/Sriwijaya di Palembang (1979-1982) dengan pangkat Brigjen
27 Desember 1982 dilantik menjadi Panglima Kodam V/Jaya
27 Februari 1988 diangkat menjadi Panglima ABRI menggantikan LB.Moerdani
Terpilih menjadi wakil presiden pada Kabinet Pembangunan IV (1993-1998)


7. BJ.Habibie

B.J. Habibie
Beliau lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan, tanggal 25 Juni 1936. Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Beliau menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, beliau menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.





Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :

VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
CN – 235
N-250

dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.

Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :

1976 – 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
1978 – 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
1978 – 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
1978 – 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
1980 – 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
1983 – 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
1988 – 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
1989 – 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
1990 – 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
10 Maret – 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
21 Mei 1998 – Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia


8. Megawati Soekarnoputri

MegawatiSebelum menjadi Presiden RI, beliau menjabat sebagai Wakil Presiden RI yang ke-8. Megawati dilahirkan di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Kelahirannya ditandai dengan suasana yang tidak nyaman : hujan deras, atap rumah yang bocor, guntur menggelegar, kilat menyambar-nyambar, dan tanpa listrik. Proses kelahiran Mega hanya diterangi oleh lampu minyak tanah. Rupanya, suasana saat kelahiran Megawati menjadi semacam pertanda untuk perjalanan hidupnya kemudian. Setelah Presiden Soekarno lengser, Mega dan keluarga mendapat cobaan politik yang tidak kecil: terasing dari dunia ramai.

Ia dan keluarganya hidup dalam kondisi yang tertekan dan penuh cobaan hidup. Saat mengandung anak kedua, suami pertamanya, Lettu (Penerbang) Surindro Supjarso hilang dalam kecelakaan pesawat Skyvan T-701 yang dipilotinya jatuh di Biak, Irian Jaya tahun 1970. Sampai kini Surindro tidak pernah ditemukan. Tahun 1972 Mega menikah dengan seorang diplomat Mesir — yang sedang bertugas di Jakarta — Hassan Gamal Ahmad Hasan. Tetapi perkawinan itu, kemudian dibatalkan. Alasannya, Mega masih terikat perkawinan yang sah dengan Surindro. Karena belum ada kepastian mengenai nasib suaminya pertamanya itu. Soalnya, sampai saat itu Surindro belum ditemukan dan belum bisa dipastikan apakah sudah meninggal atau masih ada. Kemudian baru ada kepastian dari Angkatan Udara bahwa Surindro suaminya telah gugur dalam musibah jatuhnya pesawat itu. Tak lama setelah itu, Mega menikah dengan Taufik Kiemas, seorang aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) asal Sumatera Selatan.

Pendidikan :

SD s/d SMA Perguruan Cikini
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran (1965-1967)
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972)

Organisasi :

Ketua PDI Cabang Jakarta Pusat (1987-1992)
Ketua Umum DPP PDI (1993 – 1998)
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (1998-2003)

Karir :

Presiden RI (2001 – 2004)
Wakil Presiden RI (1999- 2001)
Anggota DPR/MPR RI (1999)
Anggota DPR/MPR RI (1987-1992)


9. Hamzah Haz

Hamzah HazHamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940. Sejak SMP, ia sudah aktif berorganisasi. Setamat Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak pada 1961, ia menjadi wartawan surat kabar Pontianak, Bebas. Ia tidak memilih bekerja di bank, sebagaimana teman-temannya yang lulusan SMEA. “Saya lebih suka menjadi wartawan. Di sini saya bisa langsung bergaul dengan masyarakat secara luas,” katanya. Karir jurnalistik hanya sempat dijalaninya selama setahun. Sebab, tahun berikutnya ia ikut ayahnya, anggota Koperasi Kopra yang mendapat tugas belajar di Akademi Koperasi Negara Yogyakarta.





Pendidikan:

SMP, Pontianak, Kalimantan Barat
SMEA, Pontianak, Kalimantan Barat
Akademi Koperasi Negara, Yogyakarta (1962) Jurusan Ekonomi Perusahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak (tingkat V, 1970)

Karir:

Guru SM Ketapang (1960-1962)
Wartawan suratkabar Bebas, Pontianak, Kalimantan Barat (1960-1961)
Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalimantan Barat
Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, (1962)
Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia (1965-1970)
Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak (1968-1971)
Asisten Dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak (1968- 1971)
Anggota DPRD Tk I Kalimantan Barat (1968-1971)
Anggota DPR RI (1971-2001)
Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM (1998-1999)
Wakil Ketua DPR (1999-2001)
Menko Kesra dan Taskin (1999)
Wakil Presiden RI (26 Juli 2001-2004)


10. Drs. H. M Jusuf Kalla

Jusuf Kalla (JK)Wakil presiden Indonesia yang kesepuluh ini terkenal sebagai salah seorang pengusaha besar. Beliau pernah menjadi Direktur utama dan Komisaris utama di berbagai perusahaan. Ayahnya, H Kalla juga seorang pengusaha. Usaha yang dirintis orang tuanya ini kemudian berkembang di tangan generasi keduanya yang dinakhodai Jusuf Kalla. Lulusan S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin Makasar, 1967, ini dari sejak usia muda memang sudah sering diikutsertakan dalam usaha, membantu orangtua. Sehingga ia dapat mengerti persoalan dalam dunia usaha.
Dalam dunia usaha, ia telah dididik untuk menjadi orang yang ulet, jujur, memperhatikan langganan, mempunyai visi ke depan dalam menjalankan usaha bersama karyawan-karyawan yang lain. Itulah yang mengantarkannya mampu mengendalikan sejumlah perusahaan di antaranya sebagai Direktur Utama NV. Hadji Kalla, PT Bumi Karsa, PT. Bumi Sarana Utama, PT. Kalla Inti Karsa dan Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International dan PT. Bukaka Teknik Utama sampai tahun 2001 sebelum ia menjadi menteri.
Berikut ini merupakan riwayat hidup singkat wapres Indonesia yang kesepuluh :
Nama : Drs. H. M Jusuf Kalla
Lahir : Watampone, 15 Mei 1942

Agama : Islam
Isteri: Ny. Mufidah Jusuf (Lahir di Sibolga, 12 Februari 1943)
Anak : 

1. Muchlisa Jusuf,

2. Muswirah Jusuf,
3. Imelda Jusuf,
4. Solichin Jusuf,
5. Chaerani Jusuf.

Jabatan Kenegaraan
Wakil Presiden RI (2004-2009)
Menteri Koordinator Kesejahteraan Sosial Kabinet Gotong Royong (2001-2004)
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Persatuan Nasional (1999-2000)
Wakil Presiden RI (2014-Sekarang)

Pendidikan

Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin Makasar, 1967
The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis (1977)

Pekerjaan

Agustus 2001 – 2004 : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
1999 – 2000 : Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI
1968 – 2001 : Direktur Utama NV. Hadji Kalla
1969 – 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Karsa
1988 – 2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama
1988 – 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama
1993 – 2001 : Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa
1995 – 2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International

Organisasi

2000 – sekarang : Anggota Dewan Penasehat ISEI Pusat
1985 – 1998 : Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan
1994 – sekarang : Ketua Harian Yayasan Islamic Center AI-Markaz
1992 – sekarang : Ketua IKA-UNHAS
1988 – 2001 : Anggota MPR-RI
2004-2009: Ketua Umum DPP Partai Golkar
Alamat Rumah: Jl. Brawijaya Raya No. 6 Jakarta Selatan


11. Prof. Dr. Boediono, M.Ec

Prof. Dr. Boediono, M.EcNama Lengkap : Boediono
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Blitar, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 25 Februari 1943
Zodiac : Pisces
Warga Negara : Indonesia


Boediono adalah Wakil Presiden RI tahun 2009 - 2014. Saat nama Boediono diresmikan sebagai Wakil Presiden Indonesia mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah pro-kontra mewarnainya. Kurangnya latar belakang dan pengalaman di bidang politik membuatnya dianggap tak pantas menjadi 'orang kedua' di Indonesia, walau akhirnya prestasi Boediono-lah yang meredam semua pro-kontra ini.
Tak bisa dipungkiri, karir dan pengalaman pria kelahiran 1943 ini di bidang ekonomi-lah yang membawanya ke kursi wakil presiden. Namanya tercatat sebagai Wakil Presiden kedua yang berlatar belakang ekonomi dan non-partisan, setelah Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta. 
Nama Boediono sendiri sudah lama terdengar sebelum dirinya menjabat sebagai Wakil Presiden. Pendidikan ekonomi yang didapatkannya dari Universitas Western Australia, Universitas Monash, dan Wharton School Universitas Pennsylvania diterapkan di bidang akademis sekaligus praktis. Suami Herawati ini aktif mengabdikan diri di bidang akademis dengan menjadi Executive Board for Asia - Wharton Advisory Boards di almamaternya, Wharton School of the University of Pennsylvania. Di dalam negeri, Boediono juga masih aktif mengajar sebagai Guru Besar di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Tak hanya berkutat di lingkup universitas, ayah dua anak ini mulai mempraktikkan ilmunya di tahun 1998. Dirinya diangkat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan di Kabinet Reformasi Pembangunan yang dipimpin oleh Presiden BJ Habibie. Sayangnya, satu tahun kemudian Boediono terpaksa meninggalkan jabatan pemerintahan karena digantikan oleh Kwik Kian Gie saat Presiden Abdurrahman Wahid menjabat. 
Terbukti, dirinya tak pernah bisa jauh dari jabatan pemerintahan. Walau sempat tak menjabat, pria yang berdomisili di Yogyakarta ini kembali ditarik menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati di tahun 2001. Prestasi dan kecemerlangannya mulai tampak dengan jabatan ini, salah satunya adalah dengan melepaskan Indonesia dari ketergantungan pada bantuan Dana Moneter Internasional sekaligus mengakhiri kerjasama yang selama ini menjadi beban besar negara. Sejak krisis moneter di tahun 1998, makroekonomi Indonesia masih belum bisa disebut stabil. Boediono dan Dorodjatun Kuntjoro-Jakti (Menteri Koordinator Perekonomian)-lah yang akhirnya berhasil menstabilkan kurs rupiah di angka Rp9000 per dolar AS. Prestasi ini membuat keduanya disebut sebagai The Dream Team oleh BusinessWeek.
Dengan prestasi besarnya, Boediono diperkirakan akan tetap bertahan dan menjabat sebagai Menteri Keuangan di tahun 2004. Ternyata, dirinya digantikan oleh Jusuf Anwar saat Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Presiden. Keputusan ini bukan semata-mata berasal dari SBY, namun justru karena Boediono memilih untuk beristirahat dan kembali aktif di bidang akademis. 
Tak perlu menunggu terlalu lama, setahun kemudian, nama pria berdarah Jawa ini kembali berada di jajaran Menteri, menggantikan Aburizal Bakrie sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian saat SBY mereshuffle kabinetnya. Penggantian Ical, begitu ia biasa disapa, disambut positif oleh pasar, dengan indikasi menguatnya IHSG dan mata uang rupiah. Hal ini menunjukkan harapan besar pada Boediono, yang dianggap mampu sekali lagi menguatkan stabilitas makro-ekonomi Indonesia.
Karir Boediono di bidang ekonomi semakin meningkat. Dirinya resmi menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia di tahun 2008. Sepertinya hampir tak ada kontra atas pengangkatan Boediono, dengan dukungan berbagai pihak, termasuk Sang Presiden, pendahulunya Burhanuddin Abdullah, Menteri Keuangan Sri Mulyani, KADIN, serta seluruh fraksi di DPR kecuali PDIP.
Kiprahnya sebagai Gubernur Bank Indonesia tak bertahan lama. Boediono digaet Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2009. Dengan dukungan berbagai partai, termasuk Partai Demokrat dan 23 lainnya, pasangan tokoh militer-politik dan ekonom ini melangkah mantap, yang akhirnya resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia sejak 20 Oktober 2009. 
Sang Presiden punya alasan tersendiri dalam menggaet Boediono sebagai wakilnya. Sebagai non partisan, pria berkacamata ini dianggap bebas kepentingan, sehingga mampu melakukan reformasi di bidang ekonomi sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.
Sayangnya, pendapat ini berseberangan dengan banyak pihak, yang beranggapan Boediono tak cukup pantas berada di kursi pemerintahan tertinggi setelah Presiden, mengingat latar belakang politiknya yang minim. Boediono juga dianggap sebagai sosok yang cukup kontroversial, bahkan disebut sebagai antek IMF, karena jumlah utang negara yang bertambah secara nominal. Pria ini juga sempat disorot karena penentangannya terhadap subsidi sembako yang dianggapnya sebagai candu yang terus memanjakan rakyat.
Tak hanya kontra yang menemani naiknya Boediono sebagai Wakil Presiden. Sebagian pihak justru mengagumi prestasinya sebagai ekonom, terutama kala dirinya menjabat sebagai Menteri. Walau secara nominal jumlah hutang bertambah, secara rasio hutang negara justru menurun drastis. Pria ini juga menjadi panutan karena berhasil mewujudkan Undang-Undang Surat Berharga Syariah dan Perbankan Syariah. Anggapan sebagai antek IMF pun disangkal banyak pihak, karena Boediono adalah salah satu pihak yang dekat dengan gagasan ekonomi kerakyatan yang diwujudkannya dalam buku Ekonomi Pancasila.

PUBLIKASI:

- Ekonomi Indonesia Mau ke Mana?: Kumpulan Esai Ekonomi (2009)
- Stabilization in A Period of Transition: Indonesia 2001-2004 dalam The Australian Government-The Treasury, Macroeconomic Policy and Structural Change in East Asia: Conference Proceedings, Sydney (2005)
- 'Managing The Indonesian Economy: Some Lessons From The Past?', Bulletin of Indonesia Economic Studies, 41(3):309-324, Desember 2005.
- 'Professor Mubyarto, 1938-2005'. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 41(2):159-162, Agustus 2005.
- 'Kebijakan Fiskal: Sekarang dan Selanjutnya?', dalam Subiyantoro dan S. Riphat (Eds.). 2004. Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Penerbit Buku Kompas, 43-55 pp.
- The International Monetary Fund Support Program in Indonesia: Comparing Implementation Under Three Presidents dalam Bulletin of Indonesia Economic Studies, 38(3): 385-392, Desember 2002.
- Indonesia menghadapi ekonomi global (2001)
- 'Strategi Industrialisasi: Adakah Titik Temu ?' dalam Prisma, Tahun XV, No.1. (1986)
- Ekonomi Pancasila (bersama Ace Partadiredja, 1981)
Riset dan Analisa oleh: Ellyana Mayasari
Pendidikan
Bachelor of Economics (Hons.) dari Universitas Western Australia (1967)
Master of Economics dari Universitas Monash (1972)
(Ph.D.) dalam bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania (1979)
Karir
Executive Board for Asia - Wharton Advisory Boards, The Wharton School of the University of Pennsylvania 
Commissioner of Commission on Growth and Development 
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Kabinet Reformasi Pembangunan) 1998
Menteri Keuangan (Kabinet Gotong Royong) 2001
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2005)
Gubernur Bank Indonesia (2008)
Wakil Presiden Indonesia (2009)
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (sampai sekarang)

Penghargaan
Bintang Mahaputra Adipradana   
Distinguished International Alumnus Award dari University of Western


12. Drs. H. M Jusuf Kalla
Jusuf Kalla (JK)

 (sama seperti diatas no.10)

















 Sumber : dari berbagai sumber. Wikipedia.

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih anda telah mengunjungi blog saya, Semoga Anda mendapatkan manfaat dan mohon tunjuk ajarnya dengan sopan